Saturday 8 March 2014

Pilih Mana, Nama Indonesia atau Nusantara?


Baru-baru ini kabar tentang mendesaknya penggantian nama Indonesia jadi Nusantara sedang mencuat. Isu ini dilontarkan Arkand Bodhana Zeshaprajna, seorang pakar metafisika yang juga doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Menurutnya, Indonesia akan hancur di tahun 2020 bila masih mempertahankan nama Indonesia. Harus diganti jadi Nusantara. Ritual ganti nama sering terjadi dalam budaya Jawa bila seorang anak sering sakit-sakitan. Nah, runtutan masalah yang menerpa negara ini merupakan salah satu indikasi negara sedang sakit dan kita perlu mengganti nama.

Terlepas dari seserius apakah analisa Arkand, penggunaan nama Indonesia untuk negara tercinta ini punya jejak yang panjang. Yuk, kita telusuri.


Nama-nama awal

Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang).

Sementara, pedagang-pedagang Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi(Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera.

Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi),Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).