Saturday 15 February 2014

MEMBANGUN SISTEM AGRIBISNIS


A. LATAR BELAKANG
Sejak Orde pembangunan dimulai di Indonesia, pemerintah dan rakyat Indonesia telah menetapkan Trilogi Pembangunan Nasional (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan, stabilitas nasional yang mantap dan dinamis) sebagai doktrin pelaksanaan pembangunan nasional. Strategi dan kebijaksanaan, program-program pembangunan setiap sektor pembangunan nasional dijiwai dan mengacu pada pencapaian Trilogi Pembangunan Nasional tersebut. Upaya pencapaian Trilogi Pembangunan diwujudkan melalui pembangunan ekonomi dengan titik berat pada pertanian primer.
Selama 25 Tahun pembangunan ekonomi dengan titik berat pertanian berlangsung, pertumbuhan ekonomi mampu mencapai sekitar 7 persen pertahun, laju inflasi dapat dikendalikan dibawah dua digit, swasembada beras tercapai pada tahun 1984, pendapatan perkapita meningkat dari sekitar US $ 70 pada tahun 1969 menjadi sekitar US $ 700 pada akhir PJP I.
Dengan perubahan struktur perekonomian nasional yang demikian, pada tahap selanjutnya prioritas pembangunan ekonomi nasioanl mengalami perubahan. Pembangunan industri yang didukung oleh pertanian yang tangguh menjadi titik berat pembangunan ekonomi nasional. Disini muncul pertanyaan besar, bagaimana wujud pembangunan industri yang didukung pertanian tangguh. Disini dapat diartikan bahwa industri yang perlu dikembangkan adalah industri-industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, yakni agroindustri. Namun sekali lagi adalah bahwa agroindustri tidak mungkin berkembang dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia, bila tidak didukung oleh pertanian primer sebagai penghasil bahan bakuKemudian, pertanian primer tidak akan mampu berkembang bila tidak didukung oleh pengembangan industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (industri hulu pertanian). Dan agroindustri, pertanian primer dan industri hulu pertanian tidak dapat berkembang dengan baik bila tidak didukung oleh sektor atau lembaga yang menyediakan jasa yang dibutuhkan.
B. AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi
Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.

Wednesday 12 February 2014

Cabai Pelangi yang Indah, Ingin Menanam?


Beberapa waktu belakangan, cabai warna-warni sedang ramai dibicarakan. Bahkan banyak yang menyebutnya cabai rawit, seru dan unik untuk makan gorengan. Sebenarnya cabai macam apakah ini?
 

Cabai warna-warni berasal dari Amerika Selatan. Ada yang bilang dari Brasil, walau ternyata nama aslinya : Bolivian Rainbow. Cabai jenis ini lebih lazim dipakai sebagai tanaman hias, dan memang laku di dunia online untuk kebutuhan tersebut. Mengapa tidak dikonsumsi, misalnya untuk teman makan gorengan?

Kita lihat data berikut, ya:
* Tingkat kepedasan: 5.000 – 30.000 SHU
* Tinggi tanaman rata-rata: 60-90cm
* Iklim ideal: dataran rendah – tinggi
* Sinar matahari: sepanjang hari
* Media tanam: tanah2 : humus1
* Kebutuhan air: sedang
* Jumlah biji dalam kemasan: 10pc

Nah, cabai warna-warni, atau kita sebut saja Bolivian rainbow sesuai nama aslinya, paling maksimal kepedasannya hanya 30.000 SHU. Bandingkan dengan cabai rawit hijau yang terdapat di pasaran, (SHU) 50,000–100,000. Alhasil, Bolivian rainbow lebih banyak digunakan sebagai tanaman hias

Tuesday 11 February 2014

Baitul Maqdis, Haram asy-Syarif, Temple Mount dan Bait Bani Israel

Postingan kali ini terutama untuk menjelaskan kepada kawan-kawan Muslim di Indonesia yang hanya mengenal nama Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa, namun belum mengetahui yang mana yang selalu disebut Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis tersebut. Semoga bermanfaat ...

Raja bani Israel, Sulaiman membangun sebuah tempat ibadah kepada Tuhannya, yang dikenal oleh orang Yahudi dengan nama Bait Salomo atau Bait Sulaiman (bahasa Ibrani: בית המקדש, Beit HaMikdash), juga disebut sebagai Bait Pertamaataupun Haikal Sulaiman, yang menurut Alkitab adalah bait suci pertama agama Yahudi kuno di Yerusalem. Bangunan ini digunakan untuk beribadah dan mempunyai fungsi utama untuk mempersembahkan kurban korbanot. Selama beberapa abad tempat ini menjadi pusat ibadah bangsa Israel.

Ilustrasi Bait Sulaiman


Yerusalem saat itu adalah ibukota Kerajaan Israel Bersatu namun setelah Sulaiman wafat (sekitar 930 SM), sepuluh suku utara memisahkan diri membentuk Kerajaan Israel di utara. Yerusalem kemudian menjadi ibukota Kerajaan Yehuda yang terdiri dari dua suku.

Sumber awal informasi tentang Kuil Pertama adalah Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama). Menurut sumber-sumber Alkitab, candi ini dibangun di bawah Raja Salomo saat kerajaan Israel masih bersatu.

Dalam Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen), yaitu Kitab 1 Raja-raja pasal 6, dicatat bahwa raja Salomo membangun Bait ini selama 7 tahun, dimulai dari bulan ke-2 pada tahun ke-4 pemerintahannya dan selesai pada bulan ke-8 pada tahun ke-11. Catatan-catatan tersebut antara lain: 

Dan terjadilah pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang ke-2, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.

Tahun ke-4 pemerintahan Salomo menurut para ahli arkeologi adalah pada tahun 966 SM. 

Dalam tahun yang ke-4, dalam bulan Ziw, diletakkanlah dasar rumah TUHAN, dan dalam tahun yang ke-11, dalam bulan Bul, yaitu bulan ke-8, selesailah rumah itu dengan segala bagian-bagiannya dan sesuai dengan segala rancangannya; jadi 7 tahun lamanya ia mendirikan rumah itu. 

Tahun ke-11 pemerintahan Salomo menurut para ahli arkeologi adalah pada tahun 960 SM.

dikatakan juga bahwa di Bait Pertama inilah Tabut Musa disimpan. Dan pada tahun 587 SM, Bait Sulaiman ini dihancurkan oleh bangsa Babilonia yang menaklukan kerajaan Yehuda dan menjadikan bangsa israel sebagai budak di babilonia.

Sebenarnya ada perbedaan pendapat mengenai lokasi dimana sebenarnya Bait Sulaiman ini berdiri di kalangan umat yahudi sendiri. Sedangkan dalam Kitab 2 Tawarikh di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Bait Sulaiman berada di Gunung Moria, yang lokasi pasti gunung ini juga menjadi masalah dalam beberapa perdebatan.