Thursday 21 April 2011

FLORA JAMBI MASA PEREM ATAS SAMPAI JURA AWAL (250-290 JUTA TAHUN) DI TELUK WANG SAKTI – BIUKU TANJUNG BANGKO

FLORA JAMBI MASA PEREM ATAS SAMPAI JURA AWAL (250-290 JUTA TAHUN) DI TELUK WANG SAKTI – BIUKU TANJUNG BANGKO
Oleh : Drs. H. Djunaidi T. Noor, MM

Sebagian dari kita bertanya kok bisa fosil fauna laut berada di temukan di Jantung Pulau Sumatera, tepatnya di DAS Batang (Sungai) Merangin dan Batang (Sungai) Mengkarang zona Desa Biuku Tanjung Kecamatan Bangko Barat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Pertanyaan ini telah lama bergaung.

Beberapa peneliti sejak tahun 1935 (Jongmans dan Gothan) kemudian Li dan Yao (1982), Li (19995), Righby (1998), Fauzie (2005) telah menghasilkan informasi paleontologi dan geologi bahwa formasi Mengkarang di dominasi oleh aktifitas gunung berapi berupa endapan lava, lahar, aliran debu, jatuhan debu, endapan darat (sungai, dataran, banjir) dengan sisipan endapan laut yang di tandai oleh adanya fusulina krinoid, emonit dan brakiopoda di dalam batu gamping dan serpih gampingan yang fosilnya berusia 250 – 290 juta tahun dari sekarang.

Fosil – fosil ini disebut Himpunan Flora Jambi menunjukkan adanya paling tidak dua paleofloral domain yaitu himpunan lokal dan yang lain di identifikasi sebagai bagian flora Cathaysian Selatan dan Utara serta Indochina. Kenapa bisa terjadi?
Hasil penelitian paleomagnet menunjukkan Pulau Sumatera pada zaman Perem Atas – Jura awal (250 – 290 juta tahun lalu) berada pada 400 disebelah utara yang kemudian dari rekonstruksi tektonik lempeng Sumatera pecah akibat benturan Benua India dengan Eurasia sehingga terseret dan berpindah dari Cathaysia melalui sistem patahan – patahan besar di Asia Timur dan Asia Tenggara. Lempengan inilah yang saling mengunci pulau Sumatera. Kalau begitu karena asalnya dari penyatuan lempeng – lempeng bisa jadi akan tergeser lepas lagi? Secara teori bisa terjadi tapi sekitar 150 juta tahun lagi. Alhamdulillah. Tapi ya tapi lagi pautan lempeng – lempeng yang kemudian mendapat nama sesar Semangka membentuk garis sebagai kawasan yang bisa menimbulkan bencana gempa, longsor atau amblas. Itu sudah kita rasakan dari bergerakan lempeng Indo – Australia yang terus aktif menghujam ke bawah lempeng Eurasia serta tumbukan lempeng Pasifik. Akibatnya lempeng Eurasia terus bergeser dan menimbulkan patahan. Kedepan mudah – mudahan para ilmuwan dapan menemukan patahan – patahan mana yang berisiko besar mengalami pergeseran, tumburan dan menimbulkan gempa bumi di lintasan Asiatics ini. Amin.

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan akan menambahkan hidayah-Nya apabila kita senantiasa mensyukuri limpahan karunia dan berbagai kenikmatan ciptaan-Nya. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya bahwa air tujuh samudera dan lima benua takkan cukup menjadi tinta untuk menuliskan semua limpahan kenikmatan yang dilimpahkan kepada manusia. Jambi sangat mensyukuri akan potensi tinggalan alam (Nature Heritage) dan tinggalan budaya (Culture Heritage) itu.

Bayangkan tinggalan alam berupa fosil masa 250 an juta tahu lalu masih utuh dan tidak ada duanya di dunia secara geologi terutama paleontologi. Dengan kendaraan roda empat dari Kota Jambi di tempuh kurang lebih 4 -5 jam sudah sampai ke kota Bangko dan tidak sampai setengah jam ke arah Ruas Bangko – Sei. Manau – Sei Penuh, kita sudah dapat meilhat terjalnya tebing Batang Merangin berikut desir dan gemuruhnya air deras di Riam – riam kecil kawasan yang diberi nama Teluk Wang Sakti. Kawasan ini merupakan bagian dari Segmen Batang Merangin Desa Air Batu – Teluk Wang Sakti. Segmen ini memiliki karakter aliran sungai arus deras dengan beberapa riam dan jeram. Event unggulan di sungai ini adalah arung jeram tingkat Nasional.

Nah dikawasan sungai Air Batu – Teluk Wang Sakti ini lah dapat ditemui beberapa jenis batuan berpasir ter-metaforkan (kuarsit), granit, konfigurasi aliran, lavakuno, breksi, konglomerat dan batu lempung hitam. Kesemuanya terpampang jelas di tebing dan bantaran sungai batang Merangin dan Batang Mengkarang.

Selain pelepas lelah dan penghilang stress, Kawasan Teluk Wang Sakti ini bagi yang mempercayainya merupakan lokasi tirakat yang prima untuk mengunduh limpahan makrifat yang Maha Kuasa kepada Syekh Biti Alim Somad leluhur masyarakat Pulau Rengas dan Biuku Tanjung. Awalnya Syekh Biti Alim Somad ini merintis pemukiman di lokasi “Tepian Idak Berubah” sebagai tempat yang baik dan nyaman, kemudian meluas sampai ke Bukit si Kelam Kabut yaitu perbukitan yang selalu ditutupi kabut. Pada bagian bawah bukit terdapat Teluk Pinggiran sungai yang airnya jernih, lubuknya dalam tempat berbagai jenis ikan. Sampai sekarang kawasan ini masih indah dan asri. Ada air terjun bernama Numus dan kini disebut Gerojokan Bala Putra Dewa. Nama ini sekaligus mengingatkan bahwa dikawasan Teluk itu telah terjadi ekspansi para penjarah dari daerah tetangga yang mendapat perlawanan sengit. Penjarah dapat dikalahkan dengan meninggalkan banjir darah berkat kedigjayaan Syekh Biti sekeluarga. Penamaan Teluk Wang diambil dari teluk yang dipenuhi bangkai orang (wang/ Wang) dan Sakti karena kesaktian penghuninya.

Teluk Wang Sakti ini juga menurut cerita adalah sebagai tempat si Bujang Bingung atau orang yang mencari – cari kawasan pemukiman ynag baik dan cocok. Bisa jadi ini juga sebagai tempat orang – orang bingung yang mengiginkan ketetapan hati karena di kawasan ini terdapat goa. Ada selentingan cerita seseorang berfoto membelakangi goa dan ketika dicetak ada bayangan keris disamping orang yang berfoto. Hawa mistik ini cukup terasa karena menurut cerita masyarakat dikawasan teluk ini ada penunggunya yaitu Buaya Gulung Tenun.

Fosil Flora Jambi
Kita tidak berandai – andai, kawasan Teluk Wang Sakti memang indah, nyaman sebagai destinasi kesatuan alam hutan hujan tropis, wisata tirta penelusuran sungai danarum jeram juga geopark dengan beberapa jenis fosil flora dari jenis paku – pakuan (pecopteris, taeniopteris, lepidodendon, cordaites, speno phyllum). Bantaran sungainya terlihat singkapan terobosan granit trias, singkapan lava, serta fosil kayu dalam posisi hidup lengkap dengan jalinan akar yang telah membatu.

Daya tarik destinasi ini berlanjut ke segmen hilirnya yaitu segmen Teluk Wang Sakti – Biuku Tanjung. Pada segmen ini kita menelusuri sungai dengan santai. Lembahnya lebar dan berarus relatif tenang dengan beberapa riam yang terbentuk akibat pendangkalan sendimentasi. Bila debit air nya kecil maka penumpang perahu harus turun atau setidak – tidaknya akan terasa gesekan batu pada lunas perahu.

Asyik memang karena kita tidak lagi akan berjuang menyusur arus deras disela – sela bongkahan batu di tengah sungai. Arung jeram hanya sebatas Teluk Wang Sakti saja.

Kehilir sekitar lima ratusan meter sampai ke kawasan Tambak Tuo. Sisi kiri tepi sungai teronggok sebuah potongan fosil kayu berdiameter lebih dua meter. Potongan fosil kayu berukuran besar ini diduga terdorong arus bah dari segmen Teluk Wang Sakti. Seratusan meter ke hilirnya teronggok pula potongan fosil kayu yang berlubang ditengahnya dan memiliki konfigurasi seperti kisaran padi. Masyarakat menyebutnya sebagai kisaran padi Rajo Banting. Kedua fosil kayu ini diduga berumur 3 – 5 juta tahun berciri warna lebih terang, tekstur kayunya tampak jelas.

Potensi dan daya tarik kawasan ini sayangnya saat ini dalam keadaan terancam akibat penambangan oleh masyarakat. Fosil – fosil kayu sudah ratusan ton dijual dalam keadaan mentah keluar daerah dan luar negeri dengan harga sangat rendah. Kawasan ini perlu segera di jadikan kawasan konservasi yang terlindungi. Apabila dibiarkan kita khawatir fosil kayu Kisaran Rajo Banting dan fosil – fosil kayu lainnya akan habis dan punah. Fosil apalagi yang dapat kita perlihatkan dan ceritakan pada wisatawan, anak cucu kita, generasi berikutnya tidak punya kebanggaan lagi akan potensi destinasi yang sudah hilang. Fosil – fosil ini tidak dapat di p
Fosil Kayu dari Formasi Tersier di Sekitar Bangko siap di ekspor.
erbaharui apalagi dibuat duplikat. Tegakah kita membiarkan penghancuran dari nature heritage berusia jutaan tahun oleh kepentingan ekonomi sesaat itu?

“Ke ateh samo dikadah, kebawah samo dikutung, bersaksi kepado alam siapo mengayuh dalam aek, merangkak dalam bumi mako, keateh idak ke pucuk ke bawah idak beurat ditengah di gerek kumbang. Idak selamat! Keselamatan itu mengancam habitat ikan simancung ikan bermulut dua. Mulut atas berfungsi menggigit dan mulut bawah sebagai penelan. Tak percaya liat...aja kesna.. Bye – bye yuk kita kesana saja yo.
Laman Daily Mail melaporkan foto Andromeda ini merupakan satu di antara ribuan foto bidikan teleskop super cangih NASA. Sedikitnya ada 2,5 juta foto ruang angkasa termasuk 33 ribu asteroid di antara Mars dan Jupiter yang berhasil dijepret NASA.

"Data ini membuktikan kita banyak memiliki tetangga," kata Pete Schultz, ahli alam semesta dari Brown University, Selasa, 18 April.

Sejak 2009, NASA meluncurkan WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer). Teleskop radiasi inframerah ini dibuat seharga 200 juta Euro atau setara Rp 2,5 triliun. WISE mampu menangkap benda ruang angkasa sejauh 2,5 juta tahun cahaya.

Wikipedia mencatat Andromeda memiliki struktur mirip dengan galaksi Bima Sakti, yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya.

Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik.

Anda bisa melihat galaksi ini secara kasat mata pada bulan September, Oktober, November. Letaknya ada di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa.