Wednesday 23 November 2011

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah

         Untuk meningkatkan produksi beras dalam rangka pencapaian swasembada pangan, diperlukan upaya terobosan rekayasa teknologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan yang dapat diterapkan dalam waktu segera. Salah satunya adalah peningkatan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Beberapa komponen teknologi budidaya padi sawah dengan pendekatan PTT adalah:

1. Varietas Anjuran dan Kebutuhan Benih

         Penggunaan varietas unggul yang sesuai memegang peranan paling menonjol dalam usaha peningkatan hasil maupun sebagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit serta mengatasi keracunan hara. Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan guna menentukan penggunaan varietas di suatu wilayah atau hamparan tertentu, antara lain:
- Berumur sedang, 120 hingga 130 hari, agar tidak mengganggu pola tanam.
- Benih bermutu baik dengan daya tumbuh > 90%, campuran varietas lain (cvl) kurang dari 1%. Kebutuhan benih 30 kg/ha untuk cara tanam pindah konvensional dan 40 kg/ha untuk cara Jajar Legowo.
- Di daerah endemis serangan penyakit tungro adalah varietas Memberamo, Kalimas, Bondoyudo.
- Di daerah endemis serangan wereng coklat dapat dipilih varietas: Memberamo, Digul, Way Apo Buru,   Widas, Ciherang dan Ketonggo (ketan).
- Varietas untuk musim hujan adalah: Ciherang, Cibogo, Mekongga, Way Apoburu, Konawe, Kalimas, Bondoyudo, Cimelati, dan IR-64.
- Untuk musim kemarau varietas yang dianjurkan adalah: Memberamo, Ciherang, Cibogo, Way Apoburra, Konawe, Cimelati, Mekongga dan Widas.