Saturday 2 April 2011

6 kesalahan fatal dalam dunia IT yang mungkin belum anda ketahui

1. Yahoo Melewatkan Facebook




Tahukah Anda kalau Mark Zuckerberg pernah nyaris menjual hak kepemilikan Facebook kepada Yahoo? Tahun 2006, Yahoo melihat potensi Facebook cukup besar untuk dijadikan lawan MySpace. Mereka sempat menawarkan uang sebesar US$ 1 miliar kepada Mark.

Namun saat akuisisi nyaris terjadi, tiba-tiba Yahoo mengalami penurunan saham sampai 22 persen. Reaksi Yahoo? Bernegosiasi menurunkan tawaran harga kepada Mark menjadi US$ 800 juta saja. Jelas dirinya menolak dan akhirnya memutuskan untuk membesarkan Facebook sendirian.



2. Real Networks Menolak "iPod"



iPod, pemutar file multimedia paling populer saat ini, ternyata pernah ditolak konsepnya oleh Philips dan Real Networks. Tepatnya tahun 2000, Tony Fadell menawarkan konsep pemutar MP3 mungil, bergaya, dan menyediakan content-delivery system yang memudahkan pengisian musik, bernama Pod.

Hanya Apple yang mau menerima proposal Fadell dan memproduksi peranti yang kita kenal sebagai iPod serta content-delivery system bernama iTunes. Saat ini iTunes mendominasi 80% pasar musik digital berbayar di dunia.

Kabar Real Networks? Dengan RealPlayer-nya, pendapatan mereka per tahun hanya segelintir dibanding penghasilan Apple dari iTunes saja, belum ditambah penjualan iPod.



3. IBM Mengatrol Microsoft



Tahun 1980, IBM sedang mengerjakan proyek PC pertama dan mencari perusahaan perangkat lunak yang bisa menyediakan disc operating system (DOS). Awalnya mereka meminta bantuan Gary Kildall dari Digital Research, pembuat sistem operasi CP/M.

Namun negosiasi tidak berjalan mulus sehingga akhirnya IBM beralih kepada duo Bill Gates dan Paul Allen yang memiliki program Microsoft DOS. Kontrak pun terjalin dan IBM menuai sukses besar, sekaligus mengangkat nama Microsoft.

Jika saja Kildall mau menerima tawaran IBM, mungkin perusahaannya-lah yang bakal meraksasa seperti Microsoft saat ini.



4. Xerox Alto "Dicuri" Apple




Vendor Xerox mengembangkan sebuah komputer pertama yang memakai window-based GUI. Komputer yang ada sebelumnya hanya mengandalkan teks sebagai operasionalnya.

Diberi nama Alto, komputer ini sudah dilengkapi mouse, jaringan ethernet, dan editor teks WSYIWYG (what you see is what you get). Namun saat diluncurkan tahun 1973, pasar konsumen PC belum terbentuk.



Akibatnya Xerox hanya mendistribusikan Alto ke beberapa universitas secara gratis. Nah, tahun 1979, Steve Jobs mengunjungi Xerox PARC, tempat pengerjaan Alto.

Saat melihat komputer ini, ia langsung terinspirasi dan kemudian mengimplementasikan banyak fitur utama Alto ke dalam Lisa dan Mac, dua PC yang sedang perusahaannya kembangkan.

Ternyata Mac sangat laris manis, sementara Xerox yang akhirnya mengikuti dengan memasarkan Xerox Star (berbasis teknologi Alto) sudah terlambat masuk pasar.



5. "Google" Sebelum Google



Medio 1990-an ketika perang antarmesin pencari masih berimbang antara Yahoo, Altavista, dan Lycos, ada satu yang mencuat ke permukaan. Open Text Web Index namanya.

Mirip Google saat ini, Open Text dikenal karena kecepatan respon, akurasi, dan komprehensif. Tahun 1995, arsitektur Open Text bahkan dibeli Yahoo untuk diterapkan dalam mesin pencariannya.

Namun dua tahun berselang, pemilik Open Text memutuskan berpindah haluan ke sektor content management system untuk enterprise. Padahal tahun 1998, Google baru diluncurkan.

Jika saja Open Text (dan Yahoo) tetap bermain di teknologi mesin pencari, mungkin saat ini merekalah yang memimpin pasar. Sayang, mereka tak menyadari besarnya industri mesin pencari pada masa seperti sekarang ini.



6. Microsoft Menyelamatkan Apple



Tahun 1997 adalah tahun kebangkitan Apple. Dalam kondisi krisis keuangan akibat Mac-nya kalah bersaing dengan Power Computing dan Radius, mereka terancam berhenti produksi.

Untungnya, datang bantuan yang tak disangka-sangka, Microsoft. Tanpa diduga mereka bersedia membeli saham Apple sebesar US$ 150 juta, relatif cukup untuk memperpanjang nafas.

Steve Jobs, sebagai negosiator dalam perundingan dengan pihak Microsoft, akhirnya ditunjuk sebagai CEO Apple. Kemudian lewat tangan dinginnya, Apple kini malah mampu menandingi Microsoft dalam kompetisi bisnis IT.

Berapakah Suhu Matahari Jika Di bawa Kebumi

Terbayangkah seperti apa rasanya suhu permukaan Matahari bahkan inti matahari hingga triliunan derajat Celcius? Para ilmuwan yang bekerja di Lembaga Penelitian Nuklir Eropa (CERN) nyatanya baru-baru ini sukses menciptakan suhu 10 trilun derajat Celcius di Bumi.

Tapi, jangan membayangkan suhu tersebut di rungan bebas terbuka. Suhu setinggi itu diciptakan di dalam reaktor Large Hadron Collider (LHC), instrumen raksasa pemercepat partikel berenergi tinggi yang terletak di perbatasan Perancis dan Swiss. Ini merupakan bagian penelitian untuk memahami proses pembentukan alam semesta yang didasarkan pada teori big bang.

Dengan LHC, para ilmuwan dari berbagai institusi yang berkolaborasi melakukan sebuah penelitian untuk menciptakan quark-gluon plasma, bisa dikatakan semacam campuran antara partikel-partikel sub atomik (quark dan gluon) yang meleleh karena suhu yang sangat tinggi. Plasma tersebut dibuat dengan menabrakkan ion timah berkecepatan tinggi secara bersamaan. Tembakan itu menghasilkan fenomena yang disebut "big bang" mini di LHC. Dalam big bang mini itu, bola-bola api yang bermassa jenis tinggi serta bersuhu sekitar 10 triliun derajat Celsius pun tercipta.

"Pada suhu tersebut, proton dan elektron yang membentuk inti atom meleleh dan menghasilkan bola-bola api bermassa jenis dan suhu tinggi yang disebut quark gluon plasma," jelas David Evans, peneliti dari University of Birmingham yang terlibat dalam misi tersebut.

Penelitian tentang plasma ini sangat penting untuk memahami tentang plasma yang diperkirakan terbentuk sepersejuta detik setelah big bang yang terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu. Lewat kajian ini, peneliti juga bisa mempelajari lebih lanjut tentang gaya yang "mengikat" inti atom dan menentukan 98 persen massa benda.

Sebelum penelitian plasma menggunakan LHC, quark-gluon plasma juga telah diteliti menggunakan Relativistic Heavy Ion Collider (RHIC) di Utah, New York, AS. Namun, peneliti yang mempublikasikan karyanya pada 10 Februari 1010 lalu itu hanya berhasil membuat plasma yang bersuhu 4 triliun derajat Celsius.

Selama seminggu ke depan, peneliti di CERN masih akan berusaha mempelajari hasil eksperimennya. Setelah itu, mereka akan kembali pada misi tembakan proton yang juga bertujuan untuk memahami pembentukan alam semesta.

Friday 1 April 2011

steroid Terbesar Kedua di Bimasakti Berkembang Jadi Planet

Asteroid Terbesar Kedua di Bimasakti Berkembang Jadi Planet
Senin, 12 Oktober 2009 | 08:54 WIB

Dr. Dale Ireland
Jejak lintasan asteroid 2007 TU24 di langit yang dipetakan astronom amatir Dr. Dale Ireland dari Silverdale, Washington, AS
TERKAIT:
• Asteroid Apophis Kecil Kemungkinan Tabrak Bumi
• Kendaraan Penghadang Asteroid Dikembangkan
• Pecahan Asteroid yang Jatuh di Sudan Berhasil Dikumpulkan
• Sebuah Asteroid Nyaris Tabrak Bumi
JAKARTA, KOMPAS.com - Asteroid terbesar di dalam Sistem Bimasakti sebenarnya adalah purwarupa planet, yaitu satu blok yang sedang berkembang menjadi planet sesungguhnya yang lebih besar, demikian hasil satu studi.
Beberapa peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), membuat kesimpulan tersebut setelah menggunakan teleskop Antariksa Hubble untuk mempelajari Pallas, asteroid terbesar kedua di dalam Sistem Bimasakti, kata studi tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal Science, terbitan Oktober.
Pallas, yang namanya diambil dari nama Dewi Yunani, Pallas Athena, berada di sabuk utama asteroid antara orbit Jupiter dan Mars.
Menurut teori pembentukan planet, purwarupa planet adalah awan partikel gas, batu, dan debu yang berada dalam proses pembentukan satu planet. Purwarupa planet agak berada di jalur masing-masing orbit lain, sehingga terjadi benturan dan secara berangsur membentuk planet yang sesungguhnya.
"Sangat menggairahkan untuk menyaksikan satu obyek perspektif baru ini yang sangat menarik dan belum diamati oleh Hubble dengan resolusi tinggi," kata mahasiswi tingkat doktor UCLA, Britney E Schmidt, penulis utama studi itu.
"Kami memperkirakan, asteroid yang sangat besar ini bukan hanya sebagai blok planet yang sedang terbentuk, tapi sebagai peluang untuk meneliti pembentukan planet beku pada waktunya," kata Schmidt.
"Memiliki kesempatan menggunakan Hubble, dan melihat citra itu kembali dan memahami secara otomatis ini dapat mengubah apa yang kami pikirkan mengenai obyek ini," kata Schmidt sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.
Dengan gambar Hubble, Schmidt mengatakan dia dan rekannya dapat membuat pengukuran baru mengenai bentuk dan ukuran Pallas. Mereka dapat melihat permukaannya memiliki daerah gelap dan cerah, yang menunjukkan benda yang kaya akan air tersebut mungkin telah mengalami perubahan internal dengan cara yang sama yang dilalui planet.
"Itulah yang membuatnya lebih mirip planet --variasi warna dan bentuk bulat sangat penting sepanjang yang kami pahami, adalah obyek dinamis atau benda itu telah memiliki ukuran yang persis sama sejak terbentuk," kata Schmidt. "Kami kira barangkali itu adalah obyek yang dinamis."
Untuk pertama kali, Schmidt mengatakan, dia dan rekannya juga melihat tempat tabrakan besar di Pallas. Mereka tak dapat memastikan apakah itu adalah kawah, tapi depresinya memang menunjukkan sesuatu yang penting lain: bahwa itu dapat membawa kepada keluarga kecil asteroid Pallas yang mengorbit di antariksa.